Senin, 18 Oktober 2021

Program Geberling Bersimpatik di SMP Negeri 1 Sukaraja

Permasalahan lingkungan hidup merupakan suatu gambaran kondisi kehidupan yang kita hadapi pada masa sekarang ini. Bencana alam yang terjadi belakangan ini di Indonesia, tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu efek dari aktivitas masyarakat itu sendiri. Banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, merupakan sebagian kecil permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia.

Sikap mental dan kebiasaan hidup manusia secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh  terhadap  kondisi  lingkungan  dimana  ia  berada.  Sebagai  contoh, kebiasaan membuang  sampah  tidak  pada  tempatnya  akan  berakibat  penurunan  kualitas  kebersihan. lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan masyarakat pada lingkungan tersebut. Belum lagi apabila saluran-saluran yang air tersumbat, maka lambat laun akan menyebabkan banjir.  

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mewujudkan sikap mental dan kebiasaan hidup yang baik, tentunya tidak akan mungkin dapat dicapai tanpa melalui jalur pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Sekolah, sebagai salah satu lembaga pendidikan formal, diharapkan dapat menjadi tempat untuk menggembleng generasi penerus yang memiliki kesadaran dan pemahaman  atas  kondisi  lingkungan  untuk  memelihara, memperbaiki, dan  meningkatkan kualitas lingkungan hidup saat ini dan di masa yang akan datang.

Dengan kata lain melalui pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah diharapkan dapat membangun warga sekolah yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan kepedulian dan kesadaran yang telah tertanam pada warga sekolah maka akan berdampak secara langsung pada peningkatan  kualitas  fisik  lingkungan  hidup  sekolah  tersebut  dan  akan  berdampak  pada peningkatan kualitas lingkungan hidup di masa yang akan datang.

     Lingkungan  hidup  seperti  yang  tercantum  dalam  UU No.  23  Tahun  1997  Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan  fungsi  lingkungan  hidup  yang meliputi kebijaksanaan, penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.

Selain untuk kelangsungan mahluk hidup, lingkungan hidup memiliki fungsi yang tidak kalah pentingnya sebagai wadah/tempat pembelajaran. Di lingkungan itu siswa dapat menjadikannya tempat belajar yang paling menyenangkan. Lingkungan sekolah dapat dijadikan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran dan bersifat menyenangkan. Sehingga proses belajar mengajar tidak selamanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga dengan memanfaatkan lingkungan hidup sekitar.

SMP Negeri 1 Sukaraja memiliki lokasi dengan lahan yang cukup luas yang merupakan modal utama dalam memberikan peluang pada siswa dan guru, untuk memanfaatkannya sebagai media belajar berbasis lingkungan. Berlatarbelakang hal di atas maka SMPN 1 Sukaraja berusaha mengembangkan konsep-konsep terpadu dalam rangka membentuk siswa yang peduli dengan lingkungan serta sebuah sekolah dengan suasana dan budaya yang mendukung proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menjadikan  sekolah  sebagai  wahana  belajar  yang  efisien, efektif  dan  membuat  seluruh komponen sekolah memberikan dukungan yang kuat bagi kelestarian lingkungan hidup sehingga bertekad untuk membenahi tatanan lingkungan sekolah melalui Gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah (GPBLHS).

Salah satu upaya yang mendukung upaya Gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah (GPBLHS) di SMP Negeri 1 Sukaraja adalah melalui sebuah Program Gerakan Bersih Lingkungan-Bersih Sampah Plastik (Geberling-Bersimpatik).


Rapat Koordinasi Program


Pemberian Arahan Sebelum Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Geberling Bersimpatik


Melibatkan Para Pengurus Kantin


 

Sosialisasi Melalui Pemasangan Spanduk



      Pemanfaatan Sampah Plastik

        Dalam menjalankan program ini saya merasa sangat senang karena dapat terlibat dalam upaya membangun kepedulian seluruh warga sekolah terhadap lingkungan karena sekarang lingkungan sekolah lebih bersih dan terbebas dari sampah serta kepedulian warga sekolah terhadap kebersihan lingkungan semakin meningkat.

           Pembelajaran dari pelaksanaan aksi adalah bahwa kolaborasi yang melibatkan seluruh komponen yang ada di sekolah dalam setiap program sangat penting dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Sebuah program dilakukan dengan tahapan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana dan Atur Eksekusi). Selanjutnya melakukan proses pemetaan kekuatan dengan melakukan identifikasi aset yang dimiliki. Program juga harus menerapkan MELR: Monitoring, Evaluation, Learning, Reporting (Monitoring, Evaluasi  Pembelajaran, Laporan) dengan memperhatikan Identifikasi jenis resiko didalamnya (Risiko Strategis, Risiko Keuangan, Risiko operasional, Risiko pemenuhan dan Risiko Reputasi)

        Program ini harus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan melibatkan seluruh komponen yang ada disekolah dengan juga melakukan kerja sama dengan warga di lingkungan sekitar sekolah sehingga warga sekitar sekolah merasa tergugah dan ikut dalam program ini untuk menjamin lingkungannya yang bersih. Program Gerakan Bersih Lingkungan-Bersih Sampah Plastik (Geberling-Bersimpatik) ini juga bisa ditujukan pada sasaran sungai-sungai yang ada dilingkungan sekitar sekolah, karena selama ini kepedulian warga terhadap kebersihan lingkungan masih kurang dengan masih adanya warga yang membuang sampah ke sungai. Dengan program ini, sampah plastik yang terkumpul dapat diolah dengan mesin pengolah sampah yang telah dimiliki oleh sekolah.